FEB UNDIP Merayakan Dies Natalis ke-65: Mengukuhkan Diri sebagai Fakultas Kelas Dunia

FEB UNDIP Merayakan Dies Natalis ke-65: Mengukuhkan Diri sebagai Fakultas Kelas Dunia

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB UNDIP) merayakan Dies Natalis ke-65 dengan penuh semangat dan optimisme.Selama lebih dari enam dekade, FEB UNDIP telah berperan dalam mencetak pemimpin serta akademisi unggul di bidang ekonomi dan bisnis.

Perayaan tahun ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan perjalanan panjang fakultas dalam memberikan kontribusi nyata bagi dunia akademik dan industri.

Dengan mengusung tema “Strengthening a Noble and Valuable World Class Faculty through Synergy and Accelerated Growth,” FEB UNDIP menegaskan komitmennya untuk terus berkembang menjadi fakultas kelas dunia. Sinergi yang kuat serta pertumbuhan yang dipercepat menjadi kunci dalam mewujudkan visi tersebut. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, pengembangan kurikulum yang adaptif, serta peningkatan kualitas riset dan inovasi, FEB UNDIP siap menghadapi tantangan global dan melahirkan lulusan yang kompeten.

Prestasi FEB UNDIP di Kancah Global

Kabar membanggakan datang dari pemeringkatan internasional! Universitas Diponegoro berhasil meraih enam peringkat dalam QS World University Rankings by Subject 2025, dengan tiga diantaranya berasal dari bidang studi yang dikelola oleh FEB UNDIP.

  • Business & Management Studies : Peringkat #451-500 dunia
  • Economics & Econometrics : Peringkat #501-550 dunia
  • Social Sciences & Management : Peringkat #501-550 dunia

Capaian ini menunjukkan bahwa FEB UNDIP semakin diakui di tingkat global dan mampu bersaing dengan universitas terkemuka dunia dalam bidang ekonomi dan bisnis. Keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh sivitas akademika, mulai dari dosen, mahasiswa, hingga alumni yang terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta inovasi di bidangnya.

Komitmen FEB UNDIP Menuju Masa Depan

Sebagai salah satu fakultas ekonomi dan bisnis terbaik di Indonesia, FEB UNDIP terus berupaya meningkatkan kualitas akademik dan daya saing internasional. Peningkatan akreditasi, publikasi riset bereputasi, serta kerja sama dengan industri dan institusi akademik global menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi FEB sebagai fakultas kelas dunia.

Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, FEB UNDIP berkomitmen untuk terus berkembang dan menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global.

Selamat Dies Natalis ke-65, FEB UNDIP! Semoga semakin maju, terus menginspirasi, dan melahirkan generasi unggul yang siap membawa perubahan positif bagi masyarakat, bangsa, dan Indonesia !

FEB UNDIP Menyambut Ramadhan : Pemberitahuan Perkuliahan dan Informasi terkait Libur Idul Fitri 1445 H

FEB UNDIP Menyambut Ramadhan : Pemberitahuan Perkuliahan dan Informasi terkait Libur Idul Fitri 1445 H

Segenap civitas akademika Universitas Diponegoro mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1445 H bagi seluruh mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, serta seluruh pihak yang menjalankan. Semoga bulan suci ini membawa keberkahan, kedamaian, serta limpahan rahmat dan ampunan bagi kita semua.

Bulan Ramadhan merupakan momen istimewa yang penuh dengan makna dan refleksi. Selain sebagai waktu untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, Ramadhan juga menjadi kesempatan bagi kita untuk mempererat silaturahmi, menumbuhkan rasa kepedulian, serta memperkuat nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam suasana akademik, penting bagi kita semua untuk tetap menjaga keseimbangan antara kewajiban akademik dan spiritual, sehingga produktivitas tetap terjaga tanpa mengurangi kekhusyukan dalam menjalankan ibadah.

Seiring dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini, serta dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro menetapkan beberapa kebijakan akademik yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi seluruh civitas akademika dalam menjalankan aktivitas akademik selama bulan Ramadhan. Oleh karena itu, kami sampaikan beberapa ketentuan penting terkait perkuliahan dan libur Idul Fitri sebagai berikut:

1078 Pemberitahuan perkuliahan terkait libur Idul Fitri

Kami berharap seluruh mahasiswa dan tenaga pendidik dapat memahami serta menyesuaikan diri dengan kebijakan yang telah ditetapkan, agar proses pembelajaran tetap berlangsung secara optimal tanpa mengurangi nilai-nilai ibadah yang dijalankan selama bulan suci ini. Fakultas juga mengimbau agar seluruh civitas akademika tetap menjaga semangat belajar, disiplin dalam menjalankan tanggung jawab akademik, serta senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan kebersamaan.

Semoga Ramadhan tahun ini menjadi bulan yang penuh makna bagi kita semua, membawa keberkahan dalam setiap langkah yang kita tempuh, serta menjadi ajang untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga seluruh amal ibadah kita diterima, dan kita semua diberikan kesehatan serta kekuatan dalam menjalankan setiap aktivitas selama bulan suci ini.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis,

Universitas Diponegoro.

Prestasi Mengagumkan : Mahasiswa Manajemen Universitas Diponegoro Raih Juara 1 Kyorugi Senior Under 87 Kg Putr

Prestasi Mengagumkan : Mahasiswa Manajemen Universitas Diponegoro Raih Juara 1 Kyorugi Senior Under 87 Kg Putr

Badung, Bali – Kabar menggembirakan datang dari Universitas Diponegoro. Zaidan Zoubairio Zain Muhammad, mahasiswa Program Studi Manajemen angkatan 2024, berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Kyorugi Senior Under 87 Kg Putra pada ajang Taekwondo Kasal Cup 2 International Open 2025. Kejuaraan ini berlangsung dari 14 hingga 16 Februari 2025 di Purna Krida, Badung, Bali.

Kompetisi ini diikuti oleh lebih dari 2.000 peserta, terdiri dari atlet-atlet internasional, nasional, serta perwakilan TNI-Polri dan Pengurus Besar Taekwondo Indonesia. Kejuaraan ini merupakan lanjutan dari Kejuaraan Nasional Taekwondo Cup yang diadakan di Jakarta pada Oktober 2023 lalu.

Dalam sambutannya, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) menekankan bahwa ajang ini bukan hanya sekedar kompetisi, tetapi juga sebagai bentuk dukungan TNI AL terhadap kemajuan olahraga nasional serta pengembangan prestasi atlet Indonesia di tingkat internasional. “Kejuaraan ini merupakan bagian dari implementasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), yang menjadi salah satu prioritas program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya. Kasal juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dan berharap kompetisi ini dapat lebih menginspirasi generasi muda untuk aktif dalam olahraga bela diri. “Prestasi hari ini hanyalah awal dari perjalanan menuju pencapaian yang lebih besar,” tambahnya.

Melalui latihan yang penuh dedikasi dan semangat juang, Zaidan berhasil menunjukkan kemampuan terbaiknya di ajang tersebut. Dengan strategi matang dan konsistensi, ia berhasil meraih kemenangan dan mengangkat trofi juara. Keberhasilannya membuktikan bahwa mahasiswa Universitas Diponegoro memiliki potensi besar untuk bersaing di level internasional.

Prestasi luar biasa Zaidan ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi mahasiswa Universitas Diponegoro lainnya, untuk terus mengembangkan potensi dan mengharumkan nama almamater, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Selamat kepada Zaidan Zoubairio Zain Muhammad! Semoga pencapaian ini menjadi pemacu semangat bagi mahasiswa lainnya untuk terus berjuang dan meraih prestasi.

Ransomware dan Risiko Siber di Indonesia

Ransomware dan Risiko Siber di Indonesia

Tahun 2024 adalah tahun yang menandai realitas baru bagi keamanan siber di Indonesia. Serangan ransomware jenis perangkat lunak berbahaya yang mengenkripsi data dan meminta tebusan untuk memulihkan akses meningkat secara signifikan, dengan 32.803 insiden tercatat dalam enam bulan pertama saja. Menurut laporan Kaspersky, angka ini menjadikan Indonesia negara dengan jumlah serangan ransomware tertinggi di Asia Tenggara. Di tengah derasnya arus digitalisasi, fenomena ini bukan hanya ancaman teknis, tetapi juga cermin dari kesiapan kita menghadapi dunia yang semakin terhubung secara digital.

Salah satu serangan paling mengguncang adalah yang menargetkan Pusat Data Nasional (PDN) pada Juni 2024. Serangan oleh ransomware Brain Cipher, varian dari Lockbit 3.0, menyebabkan gangguan besar pada layanan pemerintah, termasuk imigrasi di bandara. Tebusan sebesar 8 juta dolar AS diminta oleh penyerang, namun pemerintah menolak membayar. Dampaknya tidak hanya melumpuhkan layanan, tetapi juga menimbulkan kerugian finansial yang signifikan. Insiden ini menjadi pengingat keras akan risiko yang dihadapi oleh infrastruktur digital negara.

Ransomware adalah wujud nyata dari dinamika siber global yang terus berkembang. Di satu sisi, kemajuan teknologi membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Namun, di sisi lain, teknologi juga menjadi medan baru bagi kejahatan. Para peretas yang menciptakan ransomware tidak lagi sekadar pelaku individu. Mereka adalah bagian dari jaringan kriminal internasional yang terorganisir, memanfaatkan kerentanan sistem dan lemahnya budaya keamanan digital untuk meraup keuntungan besar.

Sektor perbankan Indonesia adalah salah satu target utama. Baru saja terjadi di Bulan Desember 2024 sebuah kasus besar melibatkan sebuah bank nasional yang menjadi korban serangan oleh kelompok peretas Bashe. Data sensitif, termasuk informasi nasabah dan dokumen internal, diduga dienkripsi dengan permintaan tebusan dalam bentuk mata uang kripto. Meski pihak bank membantah dampak serius dari serangan tersebut, investigasi mengungkapkan potensi upaya untuk menutup-nutupi insiden guna melindungi reputasi mereka. Kejadian ini memicu perdebatan tentang transparansi dalam penanganan insiden siber, terutama di sektor strategis seperti perbankan.

Namun, apa sebenarnya yang dipertaruhkan dalam serangan ransomware? Bukan hanya uang tebusan, tetapi juga kepercayaan masyarakat. Di era di mana data adalah mata uang baru, kehilangan kepercayaan dapat lebih merugikan daripada kerugian finansial langsung. Kasus perbankan ini menjadi pelajaran penting: menutup-nutupi masalah hanya akan memperburuk situasi. Transparansi bukan hanya solusi etis, tetapi juga strategi jangka panjang untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan kesiapan menghadapi ancaman.

Dampak ransomware melampaui sektor-sektor strategis. Dalam kasus serangan terhadap PDN, efeknya terasa di seluruh ekosistem layanan publik. Dari imigrasi hingga layanan administratif lainnya, gangguan yang terjadi mengingatkan kita pada ketergantungan yang semakin besar terhadap sistem digital. Ketika sistem ini terganggu, masyarakatlah yang paling merasakan dampaknya. Ketergantungan ini ibarat pedang bermata dua: di satu sisi memberikan efisiensi, namun di sisi lain meningkatkan risiko jika tidak disertai kesiapan infrastruktur dan keamanan yang memadai.

Di sinilah pentingnya langkah proaktif. Keamanan siber bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak. Pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah langkah strategis, termasuk audit pusat data pemerintah dan peningkatan infrastruktur keamanan. Namun, upaya ini perlu diperluas dan dipercepat. Sektor swasta, terutama perusahaan yang menyimpan data sensitif, juga harus berinvestasi lebih pada teknologi keamanan, pelatihan karyawan, dan audit sistem secara berkala. Tanpa pendekatan kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, ancaman ransomware akan terus menjadi momok.

Menghadapi ancaman ransomware, ada pepatah sederhana namun mendalam yang relevan: “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Prinsip ini sangat penting dalam konteks keamanan siber. Backup data secara rutin, pembaruan sistem keamanan, dan peningkatan kesadaran karyawan terhadap ancaman siber adalah langkah-langkah sederhana namun krusial. Selain itu, simulasi serangan siber dapat membantu organisasi untuk menguji kesiapan mereka dan memperbaiki kelemahan yang ada.

Namun, lebih dari sekadar langkah teknis, keamanan siber adalah tentang budaya. Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya keamanan digital masih rendah. Banyak organisasi yang menganggap investasi pada keamanan siber sebagai biaya tambahan daripada kebutuhan pokok. Persepsi ini harus diubah. Keamanan siber harus dilihat sebagai investasi jangka panjang yang melindungi bukan hanya data, tetapi juga reputasi dan keberlanjutan bisnis.
Serangan ransomware bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita sebagai bangsa menghadapi tantangan ini. Dunia digital tidak hanya membawa risiko, tetapi juga peluang besar. Dengan membangun infrastruktur keamanan yang kokoh, meningkatkan kesadaran publik, dan memupuk budaya transparansi, Indonesia dapat menjadi teladan di kawasan Asia Tenggara dalam menghadapi ancaman siber. Sebagaimana setiap tantangan membawa peluang, serangan ransomware adalah pengingat bahwa kita harus terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi. Dengan langkah-langkah yang tepat, ancaman ini dapat menjadi katalisator bagi transformasi digital yang lebih aman, tangguh, dan berkelanjutan. Hanya dengan kesadaran dan aksi bersama, Indonesia dapat keluar dari bayang-bayang ancaman siber dan melangkah dengan percaya diri menuju masa depan yang lebih baik.

Akhirnya, di era modern yang penuh ketergantungan pada teknologi, prinsip “failure is not an option” menjadi semakin relevan. Ransomware bukan sekadar ancaman teknologi, tetapi ancaman nyata terhadap keamanan data, operasional, dan kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, kita harus senantiasa waspada dan proaktif, melindungi sistem dengan langkah preventif, seperti backup data, pembaruan sistem, dan edukasi karyawan, agar terhindar dari dampak yang menghancurkan.

Fokkerthestorm, 20 Desember 2024