Wonogiri, 2 Agustus 2024 — Tim II KKN Universitas Diponegoro menggelar sesi spesial di Pondok Pesantren Al Fatah, Dusun Jurug, Desa Pokoh Kidul, Wonogiri, dengan misi penting: menjadikan para santri sebagai motor penggerak ekonomi pesantren. Acara ini dirancang untuk membekali santri dengan keterampilan pemasaran yang akan mengubah potensi mereka menjadi kekuatan ekonomi nyata.
Pondok Pesantren Al Fatah Wonogiri dikenal memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk-produk unggulan berupa perkebunan cabai dan basreng. Namun, tantangan utama yang mereka hadapi adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan praktis dalam pemasaran. Santri masih perlu didorong untuk menguasai strategi pemasaran modern, sementara akses mereka terhadap teknologi dan informasi terkini masih terbatas. Untuk menjawab tantangan ini, Tim II KKN Universitas Diponegoro menghadirkan sebuah program inovatif yang menyasar langsung kebutuhan tersebut.
Acara ini diikuti oleh 115 santri dan berlangsung dari pukul 07.00 hingga 12.00. Dalam sesi tersebut, santri diperkenalkan pada rahasia sukses pemasaran modern, mulai dari evolusi pemasaran (Marketing 1.0 hingga 5.0), hingga pentingnya strategi Marketing 360 dan penggunaan media sosial sebagai senjata utama dalam mempromosikan produk. Tidak hanya teori, santri juga diajak untuk langsung terjun dalam praktik, seperti membuat konten pemasaran yang mampu menarik perhatian, memahami algoritma platform sosial, dan meningkatkan interaksi dengan audiens di Instagram serta TikTok.
Hasilnya, para santri kini lebih percaya diri untuk memasarkan produk-produk pesantren dengan cara yang lebih canggih dan efektif. Diharapkan, dengan keterampilan baru ini, Pondok Pesantren Al Fatah Wonogiri dapat memanfaatkan potensinya secara maksimal dan menjadi contoh sukses dalam menggerakkan ekonomi berbasis komunitas.
Antusiasme santri dan pengurus pesantren terhadap acara ini sangat tinggi. Mereka mengaku bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dengan kebutuhan mereka saat ini. Dengan acara ini, Pondok Pesantren Al Fatah Wonogiri semakin optimis untuk meraih sukses dalam berbagai usaha yang mereka jalankan, menjadikan santri tidak hanya sebagai penerus tradisi keagamaan, tetapi juga sebagai inovator ekonomi yang berdaya saing tinggi.