Karanganyar, 19 Juli 2024 – Desa Munggur, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar yang dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi ekonomi lokal yang cukup besar. Dengan jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mencapai sekitar 40 unit, desa ini menjadi pusat kegiatan ekonomi yang signifikan di wilayahnya. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan transaksi yang lebih efisien, muncul kebutuhan untuk mengadopsi sistem pembayaran digital yang lebih modern dan praktis.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam transaksi keuangan, saya Alif Pasya Mudzaki dari program studi Manajemen yang telah melakukan sosialisasi dan mengusahakan pengimplementasi an Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) bagi para pelaku UMKM. QRIS merupakan sistem pembayaran digital yang disediakan oleh Bank Indonesia dan bertujuan untuk memudahkan transaksi tanpa uang tunai melalui satu kode QR yang dapat digunakan oleh berbagai platform pembayaran.
Selama pelaksanaan KKN, kami melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada para pelaku UMKM di Desa Munggur. Mereka mengajarkan cara penggunaan QRIS, mulai dari pendaftaran hingga penerapan dalam transaksi sehari-hari. Pelatihan ini berlangsung selama dua minggu dengan metode langsung di lapangan. Para pelaku UMKM diajak untuk mengaplikasikan QRIS pada kegiatan penjualan mereka, baik di toko fisik maupun saat berjualan di pasar. Tim KKN juga membantu UMKM dalam proses pendaftaran dan integrasi sistem QRIS dengan perangkat yang sudah dimiliki oleh para pedagang.
Penerapan QRIS di Desa Munggur menunjukkan hasil yang positif. Sebanyak 35 dari 40 UMKM berhasil mengadopsi sistem QRIS dalam transaksi mereka. Para pelaku UMKM mengaku bahwa penggunaan QRIS sangat membantu dalam mempercepat proses transaksi dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain itu, penggunaan QRIS juga mengurangi risiko kehilangan uang tunai dan memberikan kemudahan dalam pencatatan keuangan.
Salah satu pemilik warung makan di Desa Munggur, Ibu Siti, mengatakan bahwa dengan adanya QRIS, pelanggan lebih sering melakukan pembayaran secara digital, terutama pelanggan muda yang sudah terbiasa dengan teknologi. “Saya merasa terbantu sekali, tidak perlu repot memberikan kembalian. Semua transaksi langsung tercatat di aplikasi,” ujar Ibu Siti.
Namun, tidak semua pelaku UMKM langsung merasa nyaman dengan teknologi ini. Beberapa di antaranya masih merasa kesulitan dalam memahami cara kerja QRIS, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan penggunaan smartphone. Tim KKN terus memberikan pendampingan intensif agar semua pelaku UMKM dapat merasakan manfaat dari sistem ini.
Secara keseluruhan, program KKN dalam penerapan QRIS di Desa Munggur berhasil membawa perubahan yang signifikan bagi para pelaku UMKM. Meskipun masih ada beberapa tantangan, manfaat dari penggunaan QRIS di desa ini jelas terlihat. kami berharap bahwa langkah ini akan menjadi awal dari transformasi digital yang lebih luas di kalangan UMKM di daerah pedesaan lainnya.